Friday 24 April 2009

Part 3 : Kopi Pahit di Kopma

Sebelum dilakukan debat.... masing-masing kandidat harus terlebih dahulu mempresentasikan tentang apa itu Pancasila dan Ekonomi Kerakyatan. Setelah sesi presentasi, masing-masing mendapatkan berbagai pertanyaan dari tiga penguji. Di saat giliran saya mendapatkan pertanyaan, banyak pandangan sinis yang menatap mata saya, dua orang lebih tepatnya. Karena saya banyak bergaul dengan kawan di kopma yang pro dengan ekonomi kerakyatan. sebenarnya mereka bukan tidak setuju dengan ekonomi kerakyatan, hanya saja mereka beranggapan bahwa ekonomi kerakyatan dan pancasila terlalu semu untuk di jabarkan. saya berusaha mempresentasikan kepada mereka bahwa setiap kader itu harus memahami dan bisa mengamalkan prinsip2 koperasi yang terbentuk dari Pancasila dan Ekonomi Kerakyatan. Akhirnya perdebatan itupun tidak nyata-nyata menghasilkan titik temu. Bahkan dengan adanya perdebatan itu, terdapat dua kubu yang silang pendapatan. Antara saya dengan kawan saya dan mereka. Hal itu pun terbukti dengan sangat jelas pada saat Hari H Pemilihan Ketua. Awalnya tidak terlihat dengan jelas. tapi pada saat mempresentasikan visi misi jika menjadi ketua umum, hmmmm ada berbagai macam pertanyaan yang sama yang pernah di tanyakan pada saat debat calon kandidat. Saya sendiripun heran, sepertinya ada kecenderungan ingin menunjukkan kepada publik tentang perdebatan itu..................

(to be continued)

No comments: