Friday, 24 April 2009
Part 1 : SKOP - Suara Kopma
SKOP berdiri tahun 2005 (lupa bulan ma tanggalnya... :p ), dengan susunan kepengurusan Felan sebagai Pimpinan Redaksi, dan saya cuma jadi tukang layout majalah (proses penyusunan layout sampai ke percetakan), dan redaksi di isi oleh Rani. Awalnya saya dan Felan tidak tahu harus memulai dari mana untuk membuat sebuah buletin... Waktu itu, nama SKOP masih blm ada, karena kami di tunjuk hanya untuk menerbitkan saja..... tapi lama kelamaan kok kayaknya butuh branding..
Untuk mempelajari dunia percetakan, saya dan felan lebih sering ke UPT Percetakan UPN Veteran Yogyakarta untuk belajar banyak tentang percetakan. Adalah Pal XXX (saya lupa juga namanya ...wekekekek) Dosen Ekonomi Pertanian di FAkultas Pertanian. Disitulah kami belajar banyak dengan beliau. Sungguh besar jasa beliau atas terbitnya Buletin ini.
Setelah banyak belajar dari beliau tentang percetakan mulai dari A ampe Z, sekarang kami kebingungan untuk menentukan isi konten dari buletin dan tentu saja nama buletin ini. Kami bertiga, (Saya, Felan, & Rani) rapat untuk menentukan isi dari buletin ini. Setelah menjalani rapat yang melelahkan, akhirnya konten sudah beres..... TApi ada satu lagi yang masih menjadi ganjalan, "nama buletin ini".................hufffff......!@#!@$!@#!@#!@#.....setelah perdebatan yang panjang, akhirnya di putuskan Buletin ini di beri nama Suara Kopma.
Ditengah2 perjuangan kami untuk menerbitkan Suara Kopma, datang bala bantuan...... he3x tidak lain adalah Mas Singgih Harimurti (Mantan KeTum Kopma UPN Jogja sebelum Arie Pratama). Dia banyak memberikan tentang branding yang pas untuk Suara Kopma. Dia juga mengkritik nama dari Suara Kopma yang kurang marketable. Tapi kami masih ngeyel kalo kita harus pake suara kopma dulu....... Maklum, masih anak bau kencur...jadi rada2 idealis gitu... he3x.
Akhirnya setelah proses yang panjang, kamipun bisa menerbitkan Suara Kopma. Namun setelah buletin terbit, Suara Kopma malah mengalami vacum yang cukup lama, kurang lebih 1 bulan dikarenakan saya diterima menjadi PJS Staf Keanggotaan di Bidang Pengembangan Sumber Daya Anggota.... Karena ke-vacuman itulah, akhirnya jajaran pengurus memberikan pilihan kepada saya untuk memilih tetap di Jajaran kepengurusan atau menjadi pengurus Suara Kopma. Karena pemikiran saya terlalu dangkal, akhirnya saya memilih tetap menjadi PJS Staf Keanggotaan dan melepaskan jabatan saya di Suara Kopma. Tentunya kawan-kawan di Suara Kopma terkejut dengan keputusan itu. Jujur, waktu itu saya punya obsesi yang tinggi untuk bisa menjadi Ketua Umum Kopma UPn Jogja setelah terinspirasi oleh Ketum Saat itu. Penyesalan itu hingga sekarangpun masih ada. hmmm..... :(
Meskipun saya tidak bergabung lagi di Suara Kopma, tapi saya tetap mengawasi Divisi penerbitan tersebut karena Divisi itu berada di bawah koordinasi Staf Keanggotaan. Jadi saya tidak langsung lepas tangan. Alhasil, Suara Kopma terbit lagi dengan branding yang baru yaitu SKOP.... Saya merasa lega dengan keberhasilan kawan-kawan tersebut. Ternyata keberhasilan mereka juga tidak lepas dari andil teman2 baru seperti Awan, Intan & Sinung. Thanks buat Felan, Mas Singgih dan Rani yang masih bertahan hingga saat itu.
Terbitnya buletin terakhir itu adalah awal dari mati surinya SKOP. Saya pun mulai lebih konsentrasi dengan fungsi saya sebagai PJS Staf Keanggotaan untuk rekruitmen Anggota Baru. Setelah sekian lama, saya pun naik jabatan menjadi Ka.Bid PSDA & Personalia. Di dalam benak saya, masih ada rasa ketidakpuasan terhadap buletin SKOP. Saya merasa belum maksimal dalam menerbitkan buletin itu...... Ditengah angan-angan itu, terjadilah bencana dahsyat di Jogja. tepatnya tanggal 27 Mei 2006, terjadi Gempa kekuatan 5,8 SR. Jujur saja, kopma saat itu benar2 tidak bisa beroperasi, karena pihak kampus meliburkan mahasiswanya dengan jangka waktu yang tidak ditentukan. Jelas itu menghambat rencana saya untuk menerbitkan SKOP..............
(To be Continued)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment