Tuesday, 28 April 2009

Part 2 : SKOP - Suara Kopma Penuh Kopi Pahit...


Pasca gempa, crew kopma sempat ikut bantuin kakak sepupu saya buat menyalurkan bantuan ke Bantul. hmmmm pengalaman yang g bakal terlupakan. Jadi inget waktu gempa, pas hari H itu, padahal ada acara Outbond di Kali deket kos2annya wati...... Eh ga jadi gara2 ada gempa, tapi salut juga sama salah satu peserta yang namanya Dedik. Dia tetep dateng dari klaten ke kampus buat ikut outbond "Anak itu sadar ga ya kalo jogja lagi kacau banget...eh malah sempat pengen ikut outbond wes jan---wekekekekek :D"

Kembali ke LAptop...!

Sempat bingung dengan apa yang harus dilakukan, akhirnya rencana itu cuma menjadi buah bibir saja di kopma. Tapi suatu saat, si Raysa (ketum saat itu) mengatakan kepada saya "Yuk, kenapa kita g nerbitkan SKOP sekalian aja..... kalo kita buat bareng2 pasti bisa kok....yakin deh...". Dengan wajah yang optimis dia mencoba memberi motivasi kepadaku. "Coba tak pikir dulu ya Sa!" balasku. Raysa pun balas jawabanku tadi "Dont Think Just Do it".....spontan semangatku mulai tumbuh lagi..... Akhirnya konsepnya kususun dulu dibantu Raysa.

Setelah konsep jadi, akhirnya di adakan rapat bulanan untuk membahas rencana kedepan pasca gempa jogja. Diantaranya adalah meliburkan karyawan karena kopma tidak mampu menggaji karyawan, tentunya dengan ada kompensasi tertentu. kedua, pengurus sendiri yang akan menjadi operator di toko.....mulai dari belanja, ngitung duit, sampai jadi kasir dan teknisinya....... Nice Experience...
Yang ketiga tentunya menerbitkan SKOP dengan tema Special Edition for Maba..... Awalnya sih saya ragu, apakah temen2 pengurus mau bantu atau nggak. Karena terkesan SKOP ini identik dengan aku...meski sampe sekarang mungkin masih dianggap seperti itu.

Tapi saya berusaha menepis semua itu dengan mengajak pengurus lain menjadi panitia penerbitan. Akhirnya penguruspun sepakat ikut bergabung dalam tim ini. TAnpa lelah, kamipun mencari sponsor dan sibuk mengisi konten untuk isi SKOP.... hmmmm..... Buat design layout SKOP, udah ada masternya, tidak laen adalah Reni (langganannya kliring, temen deketnya Raysa)..

ditengah2 mencari sponsor/ iklan, ada beberapa masalah, misalnya dengan program KKN Gempa ....semua angkatan diperbolehkan ikut.. di situ terjadi perdebatan antar pengurus, karena di satu pihak ingin ikut KKN, tapi pihak lain tidak menghendaki pengurus ikut KKN karena KOPMA g ada yang nunggu
@#$!@#%#$^$#%!@^%^&(%^#!$!~@431234....... he3x karena saya agak otoriter dan emosional dikit... akhirnya saya putuskan kalo yang pengen ikut KKN g usah masuk kepanitiaan... ya sempat makan ati sih....Tapi mudah2an aja dimaafkan (dulu dah sempat minta maaf sama yang bersangkutan kok..he3x)

Setelah itu, kopma pun berjalan seperti biasa lagi, pengurus tetap mengurusi kopma dan tidak ikut KKN. hufff untung aja,.......

Selain itu, masih banyak masalah yang menimpa kami. kalau di sebutkan pasti nggak akan cukup untuk di ceritakan di tulisan ini. Rencananya kami akan menerbitkan SKOP Special Edition saat penerimaan MABA 2006. Oh iya, sebagai bocoran, SKOP dulu minjem duit ke kopma, abisnya duit iklannya kurang sih...wakakakakakakkak

Akhirnya Setelah HARI H....... kami bisa menerbitkan tepat waktu, meski cuma 50% saja yang bs kami sebarkan.......karena yang 50% lagi masih belum jadi....wah...payah ki percetakannya. Wah, akhirnya kita dendam kesumat ma tuh percetakan, g profesional banget.... masak janji2 doang. g ditepatin......uch.......

TApi dibalik masalah2 itu, kekesalan itu, kemarahan2 itu, dan usaha2 kami semua, kami merasa bangga akan hasil karya ini. Ternyata dengan kerjasama yang optimal, apa yang kita inginkan bisa terwujud. meskipun jauh dari sempurna....... Thanks buat semua kawan kawan pengurus dan anggota yang turut membantu kami.. Semoga pengalaman ini menjadi guru buat kami khususnya dan para pembaca umumnya.....



This article ..... Tribute to :
Ajeng, Tiwi, Raysa, Wati, Ratna, Dian, Lina, Reni, Fahmi, Ari Pratama, Yeni, Dendri, Atik, Titik, Dedy dkk yang lupa blm tak sebutin ... jangan marah ya...... :))
Thanks A Lot

Friday, 24 April 2009

Part 1 : SKOP - Suara Kopma


SKOP berdiri tahun 2005 (lupa bulan ma tanggalnya... :p ), dengan susunan kepengurusan Felan sebagai Pimpinan Redaksi, dan saya cuma jadi tukang layout majalah (proses penyusunan layout sampai ke percetakan), dan redaksi di isi oleh Rani. Awalnya saya dan Felan tidak tahu harus memulai dari mana untuk membuat sebuah buletin... Waktu itu, nama SKOP masih blm ada, karena kami di tunjuk hanya untuk menerbitkan saja..... tapi lama kelamaan kok kayaknya butuh branding..

Untuk mempelajari dunia percetakan, saya dan felan lebih sering ke UPT Percetakan UPN Veteran Yogyakarta untuk belajar banyak tentang percetakan. Adalah Pal XXX (saya lupa juga namanya ...wekekekek) Dosen Ekonomi Pertanian di FAkultas Pertanian. Disitulah kami belajar banyak dengan beliau. Sungguh besar jasa beliau atas terbitnya Buletin ini.

Setelah banyak belajar dari beliau tentang percetakan mulai dari A ampe Z, sekarang kami kebingungan untuk menentukan isi konten dari buletin dan tentu saja nama buletin ini. Kami bertiga, (Saya, Felan, & Rani) rapat untuk menentukan isi dari buletin ini. Setelah menjalani rapat yang melelahkan, akhirnya konten sudah beres..... TApi ada satu lagi yang masih menjadi ganjalan, "nama buletin ini".................hufffff......!@#!@$!@#!@#!@#.....setelah perdebatan yang panjang, akhirnya di putuskan Buletin ini di beri nama Suara Kopma.

Ditengah2 perjuangan kami untuk menerbitkan Suara Kopma, datang bala bantuan...... he3x tidak lain adalah Mas Singgih Harimurti (Mantan KeTum Kopma UPN Jogja sebelum Arie Pratama). Dia banyak memberikan tentang branding yang pas untuk Suara Kopma. Dia juga mengkritik nama dari Suara Kopma yang kurang marketable. Tapi kami masih ngeyel kalo kita harus pake suara kopma dulu....... Maklum, masih anak bau kencur...jadi rada2 idealis gitu... he3x.

Akhirnya setelah proses yang panjang, kamipun bisa menerbitkan Suara Kopma. Namun setelah buletin terbit, Suara Kopma malah mengalami vacum yang cukup lama, kurang lebih 1 bulan dikarenakan saya diterima menjadi PJS Staf Keanggotaan di Bidang Pengembangan Sumber Daya Anggota.... Karena ke-vacuman itulah, akhirnya jajaran pengurus memberikan pilihan kepada saya untuk memilih tetap di Jajaran kepengurusan atau menjadi pengurus Suara Kopma. Karena pemikiran saya terlalu dangkal, akhirnya saya memilih tetap menjadi PJS Staf Keanggotaan dan melepaskan jabatan saya di Suara Kopma. Tentunya kawan-kawan di Suara Kopma terkejut dengan keputusan itu. Jujur, waktu itu saya punya obsesi yang tinggi untuk bisa menjadi Ketua Umum Kopma UPn Jogja setelah terinspirasi oleh Ketum Saat itu. Penyesalan itu hingga sekarangpun masih ada. hmmm..... :(

Meskipun saya tidak bergabung lagi di Suara Kopma, tapi saya tetap mengawasi Divisi penerbitan tersebut karena Divisi itu berada di bawah koordinasi Staf Keanggotaan. Jadi saya tidak langsung lepas tangan. Alhasil, Suara Kopma terbit lagi dengan branding yang baru yaitu SKOP.... Saya merasa lega dengan keberhasilan kawan-kawan tersebut. Ternyata keberhasilan mereka juga tidak lepas dari andil teman2 baru seperti Awan, Intan & Sinung. Thanks buat Felan, Mas Singgih dan Rani yang masih bertahan hingga saat itu.

Terbitnya buletin terakhir itu adalah awal dari mati surinya SKOP. Saya pun mulai lebih konsentrasi dengan fungsi saya sebagai PJS Staf Keanggotaan untuk rekruitmen Anggota Baru. Setelah sekian lama, saya pun naik jabatan menjadi Ka.Bid PSDA & Personalia. Di dalam benak saya, masih ada rasa ketidakpuasan terhadap buletin SKOP. Saya merasa belum maksimal dalam menerbitkan buletin itu
...... Ditengah angan-angan itu, terjadilah bencana dahsyat di Jogja. tepatnya tanggal 27 Mei 2006, terjadi Gempa kekuatan 5,8 SR. Jujur saja, kopma saat itu benar2 tidak bisa beroperasi, karena pihak kampus meliburkan mahasiswanya dengan jangka waktu yang tidak ditentukan. Jelas itu menghambat rencana saya untuk menerbitkan SKOP..............

(To be Continued)

Part 3 : Kopi Pahit di Kopma

Sebelum dilakukan debat.... masing-masing kandidat harus terlebih dahulu mempresentasikan tentang apa itu Pancasila dan Ekonomi Kerakyatan. Setelah sesi presentasi, masing-masing mendapatkan berbagai pertanyaan dari tiga penguji. Di saat giliran saya mendapatkan pertanyaan, banyak pandangan sinis yang menatap mata saya, dua orang lebih tepatnya. Karena saya banyak bergaul dengan kawan di kopma yang pro dengan ekonomi kerakyatan. sebenarnya mereka bukan tidak setuju dengan ekonomi kerakyatan, hanya saja mereka beranggapan bahwa ekonomi kerakyatan dan pancasila terlalu semu untuk di jabarkan. saya berusaha mempresentasikan kepada mereka bahwa setiap kader itu harus memahami dan bisa mengamalkan prinsip2 koperasi yang terbentuk dari Pancasila dan Ekonomi Kerakyatan. Akhirnya perdebatan itupun tidak nyata-nyata menghasilkan titik temu. Bahkan dengan adanya perdebatan itu, terdapat dua kubu yang silang pendapatan. Antara saya dengan kawan saya dan mereka. Hal itu pun terbukti dengan sangat jelas pada saat Hari H Pemilihan Ketua. Awalnya tidak terlihat dengan jelas. tapi pada saat mempresentasikan visi misi jika menjadi ketua umum, hmmmm ada berbagai macam pertanyaan yang sama yang pernah di tanyakan pada saat debat calon kandidat. Saya sendiripun heran, sepertinya ada kecenderungan ingin menunjukkan kepada publik tentang perdebatan itu..................

(to be continued)

Wednesday, 22 April 2009

Part 2 : Kopi Pahit di Kopma

Sebagai contoh mengapa kita harus mengetahui tentang penilaian, misal kita menilai suatu properti harus memperhatikan prinsip-prinsip penilaian :

Misalnya untuk mengetahui nilai pasar sebuah rumah, harus memperhatikan prinsip-prinsip penilaian :

1.Prinsip Highest & Best Use (Penggunanaan yang semaksimal mungkin adalah penggunaan yang akan memberikan keuntungan yang paling maksimal.)

2.Prinsip Substitusi (Pembeli akan membeli suatu properti dengan spesifikasi yang sama yang harganya lebih murah)

3.Prinsip Increasing Decreasing (Penambahan biaya suatu properti belum tentu akan menambah penghasilan properti tsb. Pada titik tertentu penambahan biaya akan mengakibatkan penambahan hasil yang makin berkurang, nilai properti tsb tidak bertambah bahkan cenderung akan turun.)

4.Prinsip Permintaan dan Penawaran (Jumlah penawaran lebih sedikit dari pada jumlah permintaan, maka nilai pasar suatu properti akan tinggi)

5.Prinsip Antisipasi (Harapan mendapatkan keuntungan di masa yang akan dating)

6.Prinsip Adanya perubahan – perubahan (Properti tak henti – hentinya berubah, nilai dipengharuhi banyak variabel antara lain jumlah penduduk, perubahan kondisi ekonomi, kontrol pemerintah thd properti, pembukaan jalan baru dan perubahan politik negara)

7.Prinsip Kesesuaian (Properti yang terletak pada lingkungan yang cocok baik sosial maupun ekonominya, akan mempunyai nilai yang maksimum. Properti yang terletak didaerah yang kurang cocok nilainya akan kecil.)

8.Prinsip Persaingan (Semua bentuk usaha ingin mendapatkan keuntungan, bila permintaan banyak maka developer akan mendapatkan keuntungan besar, developer lain akan datang, maka akan timbul persaingan sehingga mengakibatkan keuntungan akan turun.)

9.Prinsip Kontribusi (Baik tanah maupun bangunan menberikan kontribusi pada total nilai dari harta kekayaan. Misal bangunan komersil yang sudah tua diatas tanah komersial boleh dikatakan bahwa nilai tanah disana memberikan kontribusi terhadap seluruh nilai dari properti tsb)

10.Prinsip Keseimbangan (Nilai dari harta kekayaan akan mencapai maksimal apabila faktor – faktor produksi yang berkaitan dengan harta tersebut dalam keadaan seimbang, fsktor – faktor produksi tsb antara lain : tenaga kerja, modal, dsb.)

Prinsip-prinsip itulah yang harus diperhatikan oleh seorang valuer dalam menentukan nilai pasar suatu properti dengan mengacu pada Standar Penilaian Indonesia dan Peraturan Pemerintah Lainnya. Dengan mengacu pada prinsip-prinsip tersebut, maka nilai yang dihasilkan kemungkinan besar sudah dihasilkan dengan proses yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan. Sekedar info saja, seorang penilai harus hafal dan memahami Prinsip-Prinsip Penilaian serta mampu mengaplikasikan di praktek penilaian.

Bagaimana dengan koperasi mahasiswa? Awalnya saya bergabung dengan KOPMA UPN VETERAN YOGYAKARTA dengan perasaan biasa-biasa saja hanya sekedar untuk mencari kesibukan atau hanya untuk tepe tepe dan mengejar sertifikat saja . Tapi ada seorang teman yang secara perlahan-lahan memperkenalkan tentang apa itu koperasi dengan jargon nya kalo ngomong sama saya, “Ayo Mabok dab!”, maksudnya ngajak saya makan di angkringan sambil ngobrol-ngobrol, bukan mabok miras lho ya..he3x. (hingga sekarang, budaya ini masih saya pertahankan kalau lagi ke jogja bertemu dengan teman – teman lama sewaktu di kopma….wakakakakakkak.

Sering saya dan dia berdebat dan berdiskusi panjang tentang Negara ini, tentang koperasi, tentang kopma upn sendiri, dan mungkin sampai saling curhat tentang kehidupan kami masing-masing. Kami merasa bebas berbicara di saat kami sedang mabok . Tidak lupa juga, kawan saya tersebut (yang sekarang saya nobatkan jadi Brother saya he3x), terus memotivasi saya untuk bisa bergelut di kopma secara serius dan tidak main-main serta totalitas. Makanya sampai sekarang saya paling benci pada mahasiswa yang diberi amanah untuk menjadi pengurus, tapi tidak serius dan totalitas. Selain berdiskusi, kami kadang-kadang juga berkeliling jogja untuk mencari bahan pembicaraan yang temanya juga tidak jauh jauh dari koperasi. Dan juga yang paling penting adalah membicarakan tentang ekonomi kerakyatan yang diperjuangkan oleh Bp. Moch. Hatta dan Bp. Mubyarto.

Sampai akhirnya kawan saya tersebut, mengatakan kepada saya kalau ingin mengundurkan diri dari posisi ketum di tahun 2005. Saya tentu saja agak kaget, kenapa dia mengundurkan diri. Tapi itu tidak menjadi masalah bagi saya. Tapi lagi, dia berharap agar saya menjadi ketum di kopma upn jogja tercinta. Setelah di motivasi dan lain sebagainya, akhirnya sayapun bersedia, padahal waktu itu saya bergabung di kopma baru satu semester. Tapi saya tidak sendiri, ada raysa dan lina yang menjadi competitor saya….he3x.

Yang menarik dalam perjalanan menuju kandidat sebagai ketua adalah pada saat debat antar kandidat dan para pengurus pada tema ekonomi kerakyatan. ………. Seperti apa debatnya….

(to be continued he3x)

Tuesday, 21 April 2009

My Slide Show

Part 1 : Kopi Pahit di Kopma


Bulan Februari 2009, saya mengikuti Pendidikan Penilaian Aset P1P2.... Saya banyak mendapatkan berbagai macam teori penilaian properti (Appraisal). Mulai dari properti yang dapat bergerak maupun yang tidak bergerak. Berbagai Materi yang seharusnya di sampaikan dalam waktu 1 Semester, di ringkas menjadi hanya dalam waktu 2 minggu, dari pukul 13.00 s.d. 20.00 WIB. Tentunya akan menjadi kuliah paling menyedihkan, keluar kelas cuma buat ISHOMA ......hmmm... Peserta Pendidikan itu berasal dari berbagai macam pulau, mulai dari Sumatra, Kalimantan, Jawa, Makassar, & Bali.

Ada satu yang menarik dari berbagai macam latarbelakang tersebut, mereka rata-rata hampir 70% sudah pernah praktek di lapangan dalam bidang penilaian properti (appraisal). Jadi, ada kemungkinan mereka mendapatkan pelatihan singkat dari perusahaan masing-masing tentang bagaimana cara melakukan penilaian properti (kapal, rumah, Hotel, pabrik, mesin, stok persediaan, dll). Yang lebih kagetnya lagi, ada satu orang sudah menggeluti dunia penilaian selama kurang lebih 8 tahun. TApi, perusahaan baru memberi kesempatan untuk mengikuti Pendidikan ini sekarang....huffff..... busyet.

Pada saat diskusi dengan para pengajar, rata-rata mereka blm memahami apa tujuan dari appraisal, kenapa mereka melakukan penilaian, dan seterusnya dan seterusnya....... wow....aneh banget...tapi mereka sudah bisa mengeluarkan nilai pasar dari suatu properti. "Jangan-jangan itu sulapan", itu yang sempat terpikir di benak saya.

Ternya setelah terjadi diskusi panjang dengan semua pengajar, akhirnya dapat saya simpulkan kalo kegiatan penilaian yang kita lakukan selama ini terkesan agak ngawur (salah kaprah), asal maen keluarin angka nilai, tapi ndak tau dari mana asalnya dan bagaimana argumen atau opini2 yang di pakai untuk menghasilkan nilai pasar tersebut.

baru setelah di jelaskan panjang lebar tentang apakah itu penilaian properti, pedoman apakah yang digunakan untuk melakukan penilaian properti, prinsip-prinsip penilaian properti, macam-macam metode penilaian properti, dan lain sebagainya, saya baru mengetahui secara lebih mendalam... APAKAH ITU APPRAISAL ATAU PENILAIAN PROPERTI....

Sebagai contoh mengapa kita harus mengetahui tentang penilaian, misal kita menilai suatu properti harus memperhatikan prinsip-prinsip penilaian :

Misalnya untuk mengetahui nilai pasar sebuah rumah, harus memperhatikan prinsip-prinsip penilaian :

1.Prinsip Highest & Best Use (Penggunanaan yang semaksimal mungkin adalah penggunaan yang akan memberikan keuntungan yang paling maksimal.)

2.Prinsip Substitusi (Pembeli akan membeli suatu properti dengan spesifikasi yang sama yang harganya lebih murah)

3.Prinsip Increasing Decreasing (Penambahan biaya suatu properti belum tentu akan menambah penghasilan properti tsb. Pada titik tertentu penambahan biaya akan mengakibatkan penambahan hasil yang makin berkurang, nilai properti tsb tidak bertambah bahkan cenderung akan turun.)

4.Prinsip Permintaan dan Penawaran (Jumlah penawaran lebih sedikit dari pada jumlah permintaan, maka nilai pasar suatu properti akan tinggi)

5.Prinsip Antisipasi (Harapan mendapatkan keuntungan di masa yang akan dating)

6.Prinsip Adanya perubahan – perubahan (Properti tak henti – hentinya berubah, nilai dipengharuhi banyak variabel antara lain jumlah penduduk, perubahan kondisi ekonomi, kontrol pemerintah thd properti, pembukaan jalan baru dan perubahan politik negara)

7.Prinsip Kesesuaian (Properti yang terletak pada lingkungan yang cocok baik sosial maupun ekonominya, akan mempunyai nilai yang maksimum. Properti yang terletak didaerah yang kurang cocok nilainya akan kecil.)

8.Prinsip Persaingan (Semua bentuk usaha ingin mendapatkan keuntungan, bila permintaan banyak maka developer akan mendapatkan keuntungan besar, developer lain akan datang, maka akan timbul persaingan sehingga mengakibatkan keuntungan akan turun.)

9.Prinsip Kontribusi (Baik tanah maupun bangunan menberikan kontribusi pada total nilai dari harta kekayaan. Misal bangunan komersil yang sudah tua diatas tanah komersial boleh dikatakan bahwa nilai tanah disana memberikan kontribusi terhadap seluruh nilai dari properti tsb)

10.Prinsip Keseimbangan (Nilai dari harta kekayaan akan mencapai maksimal apabila faktor – faktor produksi yang berkaitan dengan harta tersebut dalam keadaan seimbang, fsktor – faktor produksi tsb antara lain : tenaga kerja, modal, dsb.)

Prinsip-prinsip itulah yang harus diperhatikan oleh seorang valuer dalam menentukan nilai pasar suatu properti dengan mengacu pada Standar Penilaian Indonesia dan Peraturan Pemerintah Lainnya. Dengan mengacu pada prinsip-prinsip tersebut, maka nilai yang dihasilkan kemungkinan besar sudah dihasilkan dengan proses yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan. Sekedar info saja, seorang penilai harus hafal dan memahami Prinsip-Prinsip Penilaian serta mampu mengaplikasikan di praktek penilaian.

Bagaimana dengan koperasi mahasiswa? Awalnya saya bergabung dengan KOPMA UPN VETERAN YOGYAKARTA dengan perasaan biasa-biasa saja hanya sekedar untuk mencari kesibukan atau hanya untuk tepe tepe dan mengejar sertifikat saja . Tapi ada seorang teman yang secara perlahan-lahan memperkenalkan tentang apa itu koperasi dengan jargon nya kalo ngomong sama saya, “Ayo Mabok dab!”, maksudnya ngajak saya makan di angkringan sambil ngobrol-ngobrol, bukan mabok miras lho ya..he3x. (hingga sekarang, budaya ini masih saya pertahankan kalau lagi ke jogja bertemu dengan teman – teman lama sewaktu di kopma….wakakakakakkak.

Sering saya dan dia berdebat dan berdiskusi panjang tentang Negara ini, tentang koperasi, tentang kopma upn sendiri, dan mungkin sampai saling curhat tentang kehidupan kami masing-masing. Kami merasa bebas berbicara di saat kami sedang mabok . Tidak lupa juga, kawan saya tersebut (yang sekarang saya nobatkan jadi Brother saya he3x), terus memotivasi saya untuk bisa bergelut di kopma secara serius dan tidak main-main serta totalitas. Makanya sampai sekarang saya paling benci pada mahasiswa yang diberi amanah untuk menjadi pengurus, tapi tidak serius dan totalitas. Selain berdiskusi, kami kadang-kadang juga berkeliling jogja untuk mencari bahan pembicaraan yang temanya juga tidak jauh jauh dari koperasi. Dan juga yang paling penting adalah membicarakan tentang ekonomi kerakyatan yang diperjuangkan oleh Bp. Moch. Hatta dan Bp. Mubyarto.

Sampai akhirnya kawan saya tersebut, mengatakan kepada saya kalau ingin mengundurkan diri dari posisi ketum di tahun 2005. Saya tentu saja agak kaget, kenapa dia mengundurkan diri. Tapi itu tidak menjadi masalah bagi saya. Tapi lagi, dia berharap agar saya menjadi ketum di kopma upn jogja tercinta. Setelah di motivasi dan lain sebagainya, akhirnya sayapun bersedia, padahal waktu itu saya bergabung di kopma baru satu semester. Tapi saya tidak sendiri, ada raysa dan lina yang menjadi competitor saya….he3x.

Yang menarik dalam perjalanan menuju kandidat sebagai ketua adalah pada saat debat antar kandidat dan para pengurus pada tema ekonomi kerakyatan. ………. Seperti apa debatnya….

(to be continued )

Jepret Sana, Jepret Sini ^_^






Makasih Ya bu Gorengan Gratisanne ^_^


Tahun 2005 adalah awal tahun aku menggeluti UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) UPN Jogja, abisnyabosen kuliah melulu. Dapetnya itu-itu aja, nggak pernah mendapatkan hal baru yang pelik dan complicated. Di sela - sela kesibukan kopma, ada hal yang menyenangkan sekaligus menggelikan..he3x. Setiap Sore jam 15.00, aku sama dab Ari siap2 lari (balapan) ke toko kopma (snack and soft drink) di condong catur, soalnya takut ora kumanan (tidak kebagian) gorengan gratis. wakakakaka....... Mau masuk toko aja ndadak rebutan (ndusel2an), wes jan tenan. Tapi nggak usah khawatir, gorengan biasanya masih sisa 5 ampe 7 biji he3x.

Kenapa sih ada gorengan gratis? Ibu-ibu yang sering nyetok (menyuplai) gorengan itu udah titip pesen ke karyawan kopma, "Mas, le ono sisa gorengan, ora usah di balekke. di pangan bareng2 wae neng kene"..... Mendengar berita itu, terang saja aku dan dab ari yang notabene mahasiswa kere (duit gak gableg), senyum 3 cm ke kiri dan kenan tujuh menit.... :). "Maturnuwun ya bu", batinku gt. Jadi tiap sore kita-kita ini g pernah kelaparan, karena udah ada yang nambal..

Tidak Lupa saya ucapkan terima kasih kepada ibu itu (saya g tau namanya). Moga amal ibu di balas sama Allah SWT.... Allahumma Amin..

Ternyata Pengusaha2 kecil seperti mereka ora eman (tidak pelit) sama duitnya. dia Rela menyisihkan sebagian makanannya untuk orang laen. Bagaimana dengan kita ? hmmmm......... Malu dong sama ibu itu........ Dia aja yang penghasilannya kecil, mau menyisihkan sebagian hartanya untuk mahasiswa kere (waktu masih kuliah dulu) seperti saya ini. Kita yang penghasilannya di atas 1 juta, masih ngeman2 duit 10rb ato 20rb dst buat orang laen.....haiyah kono........