Tuesday, 28 April 2009

Part 2 : SKOP - Suara Kopma Penuh Kopi Pahit...


Pasca gempa, crew kopma sempat ikut bantuin kakak sepupu saya buat menyalurkan bantuan ke Bantul. hmmmm pengalaman yang g bakal terlupakan. Jadi inget waktu gempa, pas hari H itu, padahal ada acara Outbond di Kali deket kos2annya wati...... Eh ga jadi gara2 ada gempa, tapi salut juga sama salah satu peserta yang namanya Dedik. Dia tetep dateng dari klaten ke kampus buat ikut outbond "Anak itu sadar ga ya kalo jogja lagi kacau banget...eh malah sempat pengen ikut outbond wes jan---wekekekekek :D"

Kembali ke LAptop...!

Sempat bingung dengan apa yang harus dilakukan, akhirnya rencana itu cuma menjadi buah bibir saja di kopma. Tapi suatu saat, si Raysa (ketum saat itu) mengatakan kepada saya "Yuk, kenapa kita g nerbitkan SKOP sekalian aja..... kalo kita buat bareng2 pasti bisa kok....yakin deh...". Dengan wajah yang optimis dia mencoba memberi motivasi kepadaku. "Coba tak pikir dulu ya Sa!" balasku. Raysa pun balas jawabanku tadi "Dont Think Just Do it".....spontan semangatku mulai tumbuh lagi..... Akhirnya konsepnya kususun dulu dibantu Raysa.

Setelah konsep jadi, akhirnya di adakan rapat bulanan untuk membahas rencana kedepan pasca gempa jogja. Diantaranya adalah meliburkan karyawan karena kopma tidak mampu menggaji karyawan, tentunya dengan ada kompensasi tertentu. kedua, pengurus sendiri yang akan menjadi operator di toko.....mulai dari belanja, ngitung duit, sampai jadi kasir dan teknisinya....... Nice Experience...
Yang ketiga tentunya menerbitkan SKOP dengan tema Special Edition for Maba..... Awalnya sih saya ragu, apakah temen2 pengurus mau bantu atau nggak. Karena terkesan SKOP ini identik dengan aku...meski sampe sekarang mungkin masih dianggap seperti itu.

Tapi saya berusaha menepis semua itu dengan mengajak pengurus lain menjadi panitia penerbitan. Akhirnya penguruspun sepakat ikut bergabung dalam tim ini. TAnpa lelah, kamipun mencari sponsor dan sibuk mengisi konten untuk isi SKOP.... hmmmm..... Buat design layout SKOP, udah ada masternya, tidak laen adalah Reni (langganannya kliring, temen deketnya Raysa)..

ditengah2 mencari sponsor/ iklan, ada beberapa masalah, misalnya dengan program KKN Gempa ....semua angkatan diperbolehkan ikut.. di situ terjadi perdebatan antar pengurus, karena di satu pihak ingin ikut KKN, tapi pihak lain tidak menghendaki pengurus ikut KKN karena KOPMA g ada yang nunggu
@#$!@#%#$^$#%!@^%^&(%^#!$!~@431234....... he3x karena saya agak otoriter dan emosional dikit... akhirnya saya putuskan kalo yang pengen ikut KKN g usah masuk kepanitiaan... ya sempat makan ati sih....Tapi mudah2an aja dimaafkan (dulu dah sempat minta maaf sama yang bersangkutan kok..he3x)

Setelah itu, kopma pun berjalan seperti biasa lagi, pengurus tetap mengurusi kopma dan tidak ikut KKN. hufff untung aja,.......

Selain itu, masih banyak masalah yang menimpa kami. kalau di sebutkan pasti nggak akan cukup untuk di ceritakan di tulisan ini. Rencananya kami akan menerbitkan SKOP Special Edition saat penerimaan MABA 2006. Oh iya, sebagai bocoran, SKOP dulu minjem duit ke kopma, abisnya duit iklannya kurang sih...wakakakakakakkak

Akhirnya Setelah HARI H....... kami bisa menerbitkan tepat waktu, meski cuma 50% saja yang bs kami sebarkan.......karena yang 50% lagi masih belum jadi....wah...payah ki percetakannya. Wah, akhirnya kita dendam kesumat ma tuh percetakan, g profesional banget.... masak janji2 doang. g ditepatin......uch.......

TApi dibalik masalah2 itu, kekesalan itu, kemarahan2 itu, dan usaha2 kami semua, kami merasa bangga akan hasil karya ini. Ternyata dengan kerjasama yang optimal, apa yang kita inginkan bisa terwujud. meskipun jauh dari sempurna....... Thanks buat semua kawan kawan pengurus dan anggota yang turut membantu kami.. Semoga pengalaman ini menjadi guru buat kami khususnya dan para pembaca umumnya.....



This article ..... Tribute to :
Ajeng, Tiwi, Raysa, Wati, Ratna, Dian, Lina, Reni, Fahmi, Ari Pratama, Yeni, Dendri, Atik, Titik, Dedy dkk yang lupa blm tak sebutin ... jangan marah ya...... :))
Thanks A Lot

Friday, 24 April 2009

Part 1 : SKOP - Suara Kopma


SKOP berdiri tahun 2005 (lupa bulan ma tanggalnya... :p ), dengan susunan kepengurusan Felan sebagai Pimpinan Redaksi, dan saya cuma jadi tukang layout majalah (proses penyusunan layout sampai ke percetakan), dan redaksi di isi oleh Rani. Awalnya saya dan Felan tidak tahu harus memulai dari mana untuk membuat sebuah buletin... Waktu itu, nama SKOP masih blm ada, karena kami di tunjuk hanya untuk menerbitkan saja..... tapi lama kelamaan kok kayaknya butuh branding..

Untuk mempelajari dunia percetakan, saya dan felan lebih sering ke UPT Percetakan UPN Veteran Yogyakarta untuk belajar banyak tentang percetakan. Adalah Pal XXX (saya lupa juga namanya ...wekekekek) Dosen Ekonomi Pertanian di FAkultas Pertanian. Disitulah kami belajar banyak dengan beliau. Sungguh besar jasa beliau atas terbitnya Buletin ini.

Setelah banyak belajar dari beliau tentang percetakan mulai dari A ampe Z, sekarang kami kebingungan untuk menentukan isi konten dari buletin dan tentu saja nama buletin ini. Kami bertiga, (Saya, Felan, & Rani) rapat untuk menentukan isi dari buletin ini. Setelah menjalani rapat yang melelahkan, akhirnya konten sudah beres..... TApi ada satu lagi yang masih menjadi ganjalan, "nama buletin ini".................hufffff......!@#!@$!@#!@#!@#.....setelah perdebatan yang panjang, akhirnya di putuskan Buletin ini di beri nama Suara Kopma.

Ditengah2 perjuangan kami untuk menerbitkan Suara Kopma, datang bala bantuan...... he3x tidak lain adalah Mas Singgih Harimurti (Mantan KeTum Kopma UPN Jogja sebelum Arie Pratama). Dia banyak memberikan tentang branding yang pas untuk Suara Kopma. Dia juga mengkritik nama dari Suara Kopma yang kurang marketable. Tapi kami masih ngeyel kalo kita harus pake suara kopma dulu....... Maklum, masih anak bau kencur...jadi rada2 idealis gitu... he3x.

Akhirnya setelah proses yang panjang, kamipun bisa menerbitkan Suara Kopma. Namun setelah buletin terbit, Suara Kopma malah mengalami vacum yang cukup lama, kurang lebih 1 bulan dikarenakan saya diterima menjadi PJS Staf Keanggotaan di Bidang Pengembangan Sumber Daya Anggota.... Karena ke-vacuman itulah, akhirnya jajaran pengurus memberikan pilihan kepada saya untuk memilih tetap di Jajaran kepengurusan atau menjadi pengurus Suara Kopma. Karena pemikiran saya terlalu dangkal, akhirnya saya memilih tetap menjadi PJS Staf Keanggotaan dan melepaskan jabatan saya di Suara Kopma. Tentunya kawan-kawan di Suara Kopma terkejut dengan keputusan itu. Jujur, waktu itu saya punya obsesi yang tinggi untuk bisa menjadi Ketua Umum Kopma UPn Jogja setelah terinspirasi oleh Ketum Saat itu. Penyesalan itu hingga sekarangpun masih ada. hmmm..... :(

Meskipun saya tidak bergabung lagi di Suara Kopma, tapi saya tetap mengawasi Divisi penerbitan tersebut karena Divisi itu berada di bawah koordinasi Staf Keanggotaan. Jadi saya tidak langsung lepas tangan. Alhasil, Suara Kopma terbit lagi dengan branding yang baru yaitu SKOP.... Saya merasa lega dengan keberhasilan kawan-kawan tersebut. Ternyata keberhasilan mereka juga tidak lepas dari andil teman2 baru seperti Awan, Intan & Sinung. Thanks buat Felan, Mas Singgih dan Rani yang masih bertahan hingga saat itu.

Terbitnya buletin terakhir itu adalah awal dari mati surinya SKOP. Saya pun mulai lebih konsentrasi dengan fungsi saya sebagai PJS Staf Keanggotaan untuk rekruitmen Anggota Baru. Setelah sekian lama, saya pun naik jabatan menjadi Ka.Bid PSDA & Personalia. Di dalam benak saya, masih ada rasa ketidakpuasan terhadap buletin SKOP. Saya merasa belum maksimal dalam menerbitkan buletin itu
...... Ditengah angan-angan itu, terjadilah bencana dahsyat di Jogja. tepatnya tanggal 27 Mei 2006, terjadi Gempa kekuatan 5,8 SR. Jujur saja, kopma saat itu benar2 tidak bisa beroperasi, karena pihak kampus meliburkan mahasiswanya dengan jangka waktu yang tidak ditentukan. Jelas itu menghambat rencana saya untuk menerbitkan SKOP..............

(To be Continued)

Part 3 : Kopi Pahit di Kopma

Sebelum dilakukan debat.... masing-masing kandidat harus terlebih dahulu mempresentasikan tentang apa itu Pancasila dan Ekonomi Kerakyatan. Setelah sesi presentasi, masing-masing mendapatkan berbagai pertanyaan dari tiga penguji. Di saat giliran saya mendapatkan pertanyaan, banyak pandangan sinis yang menatap mata saya, dua orang lebih tepatnya. Karena saya banyak bergaul dengan kawan di kopma yang pro dengan ekonomi kerakyatan. sebenarnya mereka bukan tidak setuju dengan ekonomi kerakyatan, hanya saja mereka beranggapan bahwa ekonomi kerakyatan dan pancasila terlalu semu untuk di jabarkan. saya berusaha mempresentasikan kepada mereka bahwa setiap kader itu harus memahami dan bisa mengamalkan prinsip2 koperasi yang terbentuk dari Pancasila dan Ekonomi Kerakyatan. Akhirnya perdebatan itupun tidak nyata-nyata menghasilkan titik temu. Bahkan dengan adanya perdebatan itu, terdapat dua kubu yang silang pendapatan. Antara saya dengan kawan saya dan mereka. Hal itu pun terbukti dengan sangat jelas pada saat Hari H Pemilihan Ketua. Awalnya tidak terlihat dengan jelas. tapi pada saat mempresentasikan visi misi jika menjadi ketua umum, hmmmm ada berbagai macam pertanyaan yang sama yang pernah di tanyakan pada saat debat calon kandidat. Saya sendiripun heran, sepertinya ada kecenderungan ingin menunjukkan kepada publik tentang perdebatan itu..................

(to be continued)