Bukan rahasia umum kalau suatu perusahaan pasti mengalami turn over karyawan yang tinggi. Bahkan ada juga kasus karyawan yang sudah terlihat loyal, tiba-tiba saja mengajukan surat pengunduran diri. Fenomena ini tentu hampir pernah dialami perusahaan-perusahaan di indonesia, bahkan dunia. Di paragraf selanjutnya saya akan bercerita pengalaman saya menjalankan apa yang namanya loyalitas (maaf saya tidak bisa menceritakan pengalaman orang laen tanpa seijin yang mbaurekso :p.....)
Di Organisasi Kemahasiswaan - KOPMA UPN Veteran Yogyakarta, berawal dari ajakan seorang kawan.....tahun 2005 saya ikut bergabung di UKM (unit kegiatan mahasiswa) ini hanya sekedar iseng untuk mencari kesibukan di luar kuliah. Sambil tepe tepe lah tentunya hehehhehe (Peace ya Hun ^_^). Awal mengikuti UKM ini yang terpikir ya kegiatannya jaga toko (piket) dan membantu karyawan toko mengoperasionalkan barang di toko. Karena saat itu saya lebih suka jaga di Rental Komputer dan Toko ATK, jadi nggak pernah bosen (bisa maen game sih, sampai sampai dapet tempelan pengumuman dari kabid usaha waktu itu - Raysa FM...hahaha), tapi yang namanya suka ya setiap ada kesempatan ngegame aja..... (Free Cell and Soltaire). Dapatlah saya kawan maen yang tidak Lain si Dab Arie. Akhirnya setiap datang, kami pasti berkompetisi.....
Sampai suatu saat saya dapat panggilan dari Kabid PSDA dan Ketum Kopma untuk bisa menerbitkan buletin kopma. Dengan merekrut beberapa tim dan belajar secara otodidak tentang percetakan dan dunia penerbitan, Buletin itupun terbit dengan nama SKOP (nama di usulkan oleh Mas Singgih,..... Thanks mas). Dengan bangga dan berdiri tegap, kami satu team membagikan buletin itu ke mahasiswa di auditorium dan fakultas ekonomi. Dan Marahnya bukan maen saat saya melihat ada yang menjadikan buletin karya kami hanya sebagai alas duduk di auditorium. >.< dari situ saya belajar, ternyata hanya sebesar itu penghargaan orang terhadap hasil karya kami tapi kami juga menyadari bahwa sebeneranya itu adalah hak mereka, mau buletin itu di koleksi di robek, dijual atau dibakar. namun apa daya, hati ini terasa sesak melihat itu semua.
Beberapa bulan kemudian, ada lowongan menjadi staf PSDA. saat itu pula ada Ketum Kopma , dab ari. Yang namanya dab arie itu, minyak tanah + apinya.....bagaimana tidak, saya di kompor-kompori buat jadi staf PSDA. dasar saya ini kayak sumbu kompor , langsung ngebullah (membesar) semangat saya buat daftar jadi staf PSDA. apa lagi ternyata saya juga tau kalau jadi pengurus kopma dapat gaji juga.... pikiran saya lumayan lah bisa buat beli bensin per bulan. lamaran dibuat dan saat itu pula saya titipkan lamaran saya ke mbak yeye (karyawan toko ATK). beberapa hari kemudian saya dipanggil untuk sesi wawancara..... Tapi saat wawancara, kantor kopma terlihat tutup. saya jadi bingung, saya ini telat atau gimana....saya coba telp ke kabid psda waktu itu (dab Heru), ternyata ndak di angkat....wah saya jadi merasa bersalah...... Tapi sekarang saya tahu kenapa kok kantor tutup, ternyata pengurus ada acara makan2. Batinku (Kurang AJAAAARRRR)........... Tapi akhirnya saya ketrima juga jadi staf PSDA.
Di kopma, saya bertemu berbagai macam orang-orang yang unik...... Dari mulai yang jelek ampe yang bagus. pertama saya melihat ada orang yang begitu kukuh dengan prinsip prinsip koperasi, ada yang orangnya santai, ada yang sok cuek, ada juga yang sudah di kasih jabatan enak tapi ndak di maksimalkan......... heran aku.... Pemikiran-pemikiran mereka yang positif tentu menjadi referensi utama saya, Sejak saat itu saya pun bertekat supaya bisa jadi Ketum kopma..... meskipun akhirnya saya kandas dalam pemilihan........ (sebenarnya sampai saat ini saya masih berharap bisa memimpin KOPMA UPN), saya masih ingat berapa jumlah suara yang saya terima dan siapa yang memilih saya.... Thanks..... (saya juga nyoblos nama saya sendiri lho ...........hahahahaha). Saya juga ingat, empat orang yang memilih abstain dan tidak berkontribusi apa-apa di kopma (gatotkoco).....
Kandasnya saya dari pemilihan ketum kopma tidak memudarkan keinginan saya untuk menjadikan Kopma UPN menjadi KOPMA terbaik di DIY, tapi ternyata keinginan itu kandas juga karena ternyata saya baru menyadari bahwa saya ini kaum minor. Loyalitas secara otomatis juga semakin besar..... Saya sendiri juga masih belum mengerti kenapa loyalitas itu muncul. Bahkan sampai sekarang saya masih berharap masih bisa berperan di KOPMA UPN meskipun banyak juga yang menyarankan agar memberikan kesempatan kepada mereka yang masih muda untuk belajar. Hmmm....... (saya tentunya masih belum sepakat dengan ini)
Saya teringat dengan kata-kata Sodara saya "Dab Ari", dia mengatakan "dimana bumi dipijak, disitu langit di junjung"......... Semoga loyalitas terbentuk dari diri kita masing-masing, loyalitas saya dan loyalitas anda akan membantu pekerjaan orang lain......
Thanks
By Wahyu Endrian
Karena sering membuat proyeksi yang tidak balance, akhirnya saya bertekad untuk bisa membuat proyeksi supaya balance. Tentunya saya juga termotivasi oleh orang dilingkungan sekitar kita, ada Manajer saya waktu itu Pak Guntur dan Ibu Chalimatus yang ahli di bidang FS. Mereka adalah motivasi saya untuk bisa menjadi analis FS yang handal. Dengan kerja keras dan sistem belajar otodidak (langsung praktek) tanpa membaca buku (karena nggak dong kalo cuma baca buku). dalam waktu kurang lebih 1 tahun alhamdulilah saya sudah bisa membuat proyeksi keuangan sampai balance. Selain itu saya juga dapat tambahan ilmu menjadi seorang penilai properti (appraisal).. Alhamdulilah, diluar dugaan, perusahaan mengikutkan saya dalam pendidikan profesi penilai. ya meskipun sebenarnya ingin menjadi penilai bisnis. Tapi ya saya jalanin aja, mumpung ada kesempatan meski agak setengah hati. Dan diluar dugaan juga, saya bisa lulus semua pendidikan itu dalam waktu satu tahun… (tapi sekarang masih proses untuk Ujian sertifikasi Penilai).
Nah di saat itu semua bisa saya raih, saya malah merasa itu sudah mencapai puncak anti klimaks dalam diri saya, seperti sudah merasa puas dengan semua itu dan kinerja di kantorpun semakin turun karena merasa tantangan itu telah saya lewati semua. Saya sendiri juga menjadi bingung, bagaimana menumbuhkan motivasi itu lagi. Bahkan saat ini, setelah promosi jabatan sebagai supervisor analis FS, perasaan itu masih saja ada. Semua seperti anti klimaks. Meskipun sekarang ketambahan job desk untuk memeriksa pekerjaan kawan saya. Tapi saat ini saya mencoba meminimalisir perasaan itu dengan mencari kesibukan baru sebagai blogger dan mencoba penilaian bisnis dengan langsung mengajukan diri kepada manajer saya. dan untuk sementara pula saya jadi termotivasi lagi dalam bekerja.
Namun lingkungan ternyata punya pengaruh besar dalam memutuskan hal itu sebagai motivasi hidup. semoga saat ini Allah mendengarkan sekali lagi doaku ini untuk bisa berada dilingkungan yang agamis yang bisa mendekatkan diri saya kepada Allah Swt. Amin….Ya Rabbal Alamin….